Selasa, 30 November 2010

Pilihan Yang Salah

PILIHAN YANG SALAH

“Hai, vin . . . “.tegur tya pada Ervin.
“Hai juga”. tegur Ervin kembali.
“Duuh . . . yang abis di antarin sama cowoknya, kayanya seneng banget”. Kata Ervin dengan penuh canda. Tya pun tersipu malu karena kata-kata Ervin. Tya adalah seorang gadis yang berusia 17 tahun, dia anak pengusaha kaya. Sekarang dia duduk di kelas XI SMA N 3 Bontang. Ervin adalah sahabat Tya dari SMP, Mereka sudah seperti saudara, sangat akrab. Saat ini Tya sedang kasmaran, dia baru saja jadian dengan cowok yang bernama Ady. Ady adalah anak dari keluarga sederhana, untuk membiayai sekolahnya saja dia harus bekerja keras sendiri. Setiap pulang sekolah dia harus mengamen. Dia sekolah di SMK N 1. Ady itu anak yang baik, ramah. Walaupun dia sering berkumpul dengan anak-anak jalanan. Mungkin itu yang membuat Tya tertarik pada Ady.
Awal mereka bertemu waktu Tya pulang sekolah, waktu itu Tya sedang menunggu taxi, karena Tya tidak di jemput papanya. Saat duduk di halte sendirian secara tidak sadar Tya di perhatikan oleh Ady yang kebetulan sedang mengamen. Dua hari kemudian Ady kembali melihat Tya yang sedang menunggu taxi, Ady semakin penasaran dengan gadis itu (Tya). Lalu lewat Ervin mereka berkenalan. Setelah lama mereka kenal satu sama lain, ternyata Ady menaruh perasaan pada Tya (alias jatuh cinta). Dan saat Ady menyatakan cintanya pada Tya, Tya langsung menerima cinta Ady. Karena ternyata Tya juga menyukai Ady. Sudah hampir satu bulan mereka pacaran, orang tua Tya belum mengetahuinya. Tya mempunyai rencana untuk mengenalkan Ady pada orang tuanya.
“Ady, ntar malem kamu datang ya ke rumah ku!”. Ajak Tya dengan senyum manisnya.
“emank ada acara apa di rumah mu?” tanya Ady.
“emmmmm . . . . nggak ada sih, aku Cuma mau kenalin kamu sama orang tuaku. Kamu mau kan?” pinta Tya lagi.
“aku mau banget”. Jawab Ady dengan penuh semangat.
“ya udah, aku tunggu ntar malam jam 7 ya”. Kata Tya dengan wajah gembira.
“ok” sahut Ady.
Malam telah datang, Ady sudah bersiap-siap untuk berangkat ke rumah Tya. Saat Ady sampai di rumah Tya, tiba-tiba Ady ragu. Ady takut , orang tua Tya tidak suka dengan dirinya. Dugaan Ady benar, orang tua Tya (papanya) mengetahui kalau Ady adalah seorang pengamen yang sering berkumpul dengan anak-anak jalanan.
“kamu anak jalanan berani pacaran sama anakku, pergi kamu dari sini dan jangan berhubungan lagi sama Tya. Kamu itu nggak pantes sama Tya, nggak selevel. Ngerti nggak???” bentak papa Tya dengan sombong.
“tapi om, saya nggak seperti yang om pikirkan” bantah Ady.
“pergi dari sini!!!!!” suruh papa Tya.
Saat itu Tya tidak bisa membantah papanya, karena watak papa Tya sangat keras. Ady pun keluar dari rumah Tya, dan Tya meminta maaf pada Ady atas perlakuan papanya.
“maafin papaku ya Ady, papa ku udah keterlaluan ngata-ngatain kamu’ ujar Tya.
“nggak apa-apa kok Tya, mungkin papamu belum kenal aku aja” jawab Ady dengan ikhlas.
Dua bulan telah berlalu, Ady dan Tya menjalani itu semua tanpa sepengetahuan orang tua Tya. Jalinan cinta antara Ady dan Tya semakin mesra, mereka sering berangkat dan pulang sekolah bersama. Ady sangat sayang pada Tya, wlaupun harus backstreet. Hari demi hari mereka lewati, sampai suatu saat Tya berubah. Perhatiannya pada Ady sudah mulai berkurang. Semua itu karena Tya bertemu dengan teman SMP nya yang bernama Naldy. Akhir-akhir ini mereka sering berangkat dan pulang sekolah bersama. Suatu saat Tya dan Naldy pulang bersama, secara tidak sengaja Ady melihat mereka. Ady sangat kaget. Lalu Ady bertanya pada Ervin sahabat Tya,
“vin, siapa sih cowok yang pulang sama Tya kemaren?” tanya Ady
“itu Naldy, anak baru di sekolah ku. Dia temen SMP nya Tya, mereka sih deket banget waktu SMP. Makanya sekarang sering sama-sama lagi. Tapi kamu jangan sakit hati ya, mereka nggak ada hubungan apa-apa kok. Mereka Cuma berteman” jelas Ervin.
“apa cowok itu ya yang bikin Tya berubah?” tanya Ady.
“udah lah, gak usah mikir macem-macem, mereka itu cuma berteman Ady”. Ungkap Ervin dengan tenang.
“aku harap kaya gitu, soalnya aku udah sayang banget sama Tya, vin”. Tambah Ady.
Ady semakin gelisah sejak saat itu. Dua hari kemudian, Ady menemui Tya di sekolah.
“ngapain kamu ke sini?” tanya Tya.
“aku cuma mau nanya, kenapa akhir-akhir ini kamu jarang hubungin aku?” ungkap Ady dengan nada lembut.
“emmmm...... aku...... udah ya aku mau pulang dulu, besok kita ketemu lagi” kata Tya dengan wajah bingung.
Lalu Tya meninggalkan Ady dan pulang bersama Naldy. Setelah kejadian itu, mereka jadi jarang bertemu dan jarang berkomunikasi, Dan Ady jadi sering melamun.
Setelah beberapa lama, Ady kembali menemui Tya untuk meminta penjelasan tentang hubungan mereka.
“Tya, kenapa kamu gantungin hubungan kita?”. Tanya Ady dengan wajah memelas.
‘maaf Dy, kayanya aku nggak bisa lanjutin hubungan ini, kita uda nggak cocok lagi”. Jelas Tya.
“tapi, aku masih sayang banget sama kamu Tya!”. Kata Ady
“ tapi aku udah nggak sayang lagi sama kamu Dy!” bantah Tya.
Tya langsung pergi maninggalkan Ady. Akhirnya Ady kembali ke rumah dengan wajah yang lesu. Dan yang lebih menyakitkan lagi ternyata Tya telah berpacaran dengan Naldy sebelum mereka putus. Hal itu membuat hati Ady sangat sakit. Keesokan harinya Ervin datang menemui Tya dan langsung menanyakan hal itu.
“Tya kamu beneran putus sama Ady?”. Tanya Ervin.
“iya, emank kenapa?” sahut Tya.
“ya ampuun Tya, kamu mggak tau apa seberapa sayang Ady sama kamu, dia itu sayang banget sama kamu!, apa bener sekarang kamu pacaran sama Naldy?, kamu nggak mikir apa gimana sakitnya Ady karna kelakuan kamu”. Ungkap Ervin dengan nada keras.
“udah lah vin, ini urusanku” jawab Tya dengan wajah emosi.
Setelah satu bulan Tya dan Naldy pacaran, Ervin melihat keanehan pada Tya. Tya jadi sering menyendiri dan wajahnya sering etrlihat pucat.
“Tya, kamu kenapa sih akhir-akhir ini sering menyendiri?” tanya Ervin dengan nada lembut.
Sambil menangis Tya menjawab “Vin, ternyata Naldy itu nggak sebaik yang aku kira, di luar aja dia baik. Tapi padahal dia itu kasar banget, dia sering main tangan sama aku, aku salah sedikit aja aku langsung di pukul. Sekarang aku baru sadar kalau udah salah pilih. Aku udah nggak kuat lagi sama dia, aku udah putus sama Naldy”
“ya udah kamu jangan sedih lagi ya, anggap aja semua pelajaran buat kamu karna kamu udah sia-siain kasih sayangnya Ady” tanggap Ervin.
Dua hari kemudian, Tya datang ke rumah Ady, dia berniat untuk meminta maaf pada Ady. Beberapa kali Tya mengetuk pintu, tapi tak satupun orang yang ada di rumah itu. Secara tidak sengaja, Ervin melihat Tya sedang berdiri di depan rumah Ady lalu Ervin menghampiri Tya.
“Tya, kamu ngapain disini?” tanya Ervin
Lalu Tya menjawab “aku mau minta maaf sama Ady, Vin. Karna aku udah nyakitin dya, sekarang aku juga sadar kalau aku sayang banget sama dia”
“udah terlambat Tya, Ady udah nggak disini lagi. Dia udah kembali ke kampungnya, soalnya ibunya sakit parah” jelas Ervin
“apa..................?????????” teriak Tya dengan mata berkaca-kaca.
Tya pun tidak kuat menahan tangis. Dia menyesali semua perbuatannya, karena telah menyia-nyiakan orang yang sangat menyayanginya. Tapi apa daya semua sudah terjadi, dan sudah terlambat untuk menyesali semua itu toh Ady sudah pergi jauh disana.





UNSUR INTRINSIK
TEMA :Penyesalan seorang gadis akibat pilihan yang salah

ALUR :
Campuran
LATAR/SETTING:
di sekolah, di rumah, di jalan
PENOKOHAN:
Tya: tidak mempunyai pendirian yang tetap
Ady: penyayang, mandiri, baik, ramah.
Ervin: perhatian
Naldy: kasar


PERWATAKAN:
Tya: tidak mempunyai pendirian yang tetap (setelah memutuskan Ady dan lebih memilih Naldy, tetapi Tya meminta Ady untuk kembali lagi untuk di)
Ady: penyayang (“aku harap kaya gitu, soalnya aku udah sayang banget sama Tya, Vin”) – dramatik-
Mandiri (Ady membiayai sekolahnya sendiri) – analitik -
SUDUT PANDANG:
Aku-an
AMANAT:
Jangan memandang seseorang dari penampilan saja
Jangan menyia-nyiakan seseorang yang benar-benar menyayangi kamu


nama: zuli ervina
kelas: XI IPA 2
tugas: bahasa indonesia (cerpen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar